3. Masih Bersaudara: Kerjasama
Tulisan ini merupakan bagian dari ulasan jurnal milik Pearce (2013) yang ditulis untuk mata kuliah “The Making of Latin America”
Di luar tulisan Pearce (2013), terjadi berbagai perkembangan hubungan antara kedua negara yang terjadi setelah publikasi tulisannya. Hal-hal seperti pemutusan hubungan diplomatik dan penghubungannya kembali, serta kerjasama dan konflik terus menerus terjadi. Dalam tulisannya “Colombia and Venezuela: A Tense Relationship Has Hopes for Cooperation”, Pearce (2013) menggambarkan kerjasama-kerjasama yang dilakukan Kolombia dan Venezuela. Hal ini terutama dijelaskan dalam sub-bab “Cooperation despite Conflict”.
Baca ulasan tulisan Pearce sebelum sub-topik ini, melalui pranala ini.
Pada tahun 2005, Hugo Chavez, Presiden Venezuela saat itu, memutus hubungan diplomatik dengan Kolombia dan bahkan tahun 2010 pernah melakukan persiapan untuk perang. Selain itu, terjadi pula konflik terkait Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC), pasukan gerilya Kolombia serta adanya perjanjian Kolombia dengan Amerika Serikat yang semakin menumbuhkan ketegangan besar antara kedua negara (Pearce, 2013).
Meskipun memiliki ketegangan cukup besar, dua negara ini ternyata memiliki kedekatan dan kemauan untuk bekerjasama. Tahun 2010, Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos setuju untuk menghilangkan anggota FARC di wilayah Venezuela, yang merupakan faktor utama dari meredanya konflik Venezuela-Kolombia saat itu. Persetujuan ini kemudian mampu mengurangi ancaman keamanan oleh FARC antara lain kekerasan, narkoba, perdagangan manusia, penculikan, serta penyeludupan ilegal obat-obatan terlarang dan barang-barang lainnya (Pearce, 2013).
Selain dari segi militer tersebut, secara ekonomi, kedua negara memiliki dependensi yang cukup tinggi, meskipun pernah melakukan embargo impor Kolombia pada tahun 2009 oleh Hugo Chavez. Sebelum terjadinya embargo, sebesar $6 miliar Dollar US dari total $7,2 miliar Dollar US transaksi Venezuela merupakan hasil ekspor dari Kolombia ke Venezuela. Hal tersebut meliputi lebih dari dua pertiga pasokan makan Venezuela.
Dengan adanya embargo, kemudian menyebabkan Kolombia harus mencari mitra dagang lain untuk menyerap ekspor ke Venezuela senilai $6 miliar Dollar US tadi, sementara Venezuela harus mencari mitra lain untuk memasok lebih dari dua pertiga pasokan pangannya. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya kerjasama antara kedua negara tersebut, dengan adanya interdependensi yang cukup besar (Pearce, 2013).
Pearce (2013) kemudian menyebutkan bahwa perdagangan antara keduanya mulai pulih tahun 2012, ketika terjadi kerugian perdegangan yang sangat besar dengan interdependensi besar yang terputus tersebut. Menyadari pentingnya kerjasama, kedua negara mulai membuka kembali perdagangan bilateral.
Selain dari segi militer (keamanan) dan ekonomi, Pearce (2013) menyebutkan bahwa kedua pemimpin negara tahun 2011, Presiden Santos dan Presiden Chavez bertemu untuk menandatangani 13 perjanjian kerjasama bilateral. Diantaranya berada di bidang kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi, energi, serta budaya.
Tulisan Pearce (2013) tentu tidak up-to-date, mengingat waktu publikasi yang telah terlampau 10 tahun. Pasca publikasi, hubungan kedua negara masih terus berfluktuasi dengan kerjasama yang sempat terpecah dengan Presiden Maduro, Presiden Venezuela setelah Chavez menyatakan Persona non Grata atau mendeportasi seluruh diplomat Kolombia. Hubungan keduanya kemudian kembali membaik di awal tahun 2023 dengan pembukaan perbatasan antara keduanya, yang tentu saja menarik untuk diikuti perkembangan antara kerjasama kedua negara ini.
Referensi:
Pearce, S. (2013). Cooperation despite Conflict dalam ‘Colombia and Venezuela: A Tense Relationship Has Hopes for Cooperation’. Colombia: From Crisis to Renewal. pp. 68.
Sumber Gambar:
Leonardo. (2022). Colombia, Venezuela presidents to meet in Caracas. Reuters. Diakses melalui https://www.reuters.com/world/americas/colombia-venezuela-presidents-meet-caracas-2022-10-31/
