The Importance of Mindset: Sebuah Refleksi Growth Mindset

caecilia s.
4 min readJan 26, 2024

--

Tulisan ini adalah hasil refleksiku dari sesi mentoring bersama Maudy Ayunda dalam program Mentorship and Scholarship Program by Maudy Ayunda. Dalam program ini, aku bersama 32 peserta terpilih (dari 1700+ pendaftar) lainnya akan berkembang dan berdiskusi bersama sang penyanyi inspirasional Indonesia yang memiliki kepedulian dan ketertarikan dalam bidang edukasi.

Sesi pertama Mentorship and Scholarship Program by Maudy Ayunda

Dalam sesi pertama Mentorship and Scholarship Program by Maudy Ayunda, mindset menjadi sebuah topik penting yang didiskusikan. Mindset sebagai menjadi pembuka seluruh rangkaian sesi mentoring merupakan hal yang bagiku sangat menarik, karena untuk meraih kesuksesan dalam mengembangkan diri, satu hal yang paling penting untuk dikembangkan terlebih dahulu adalah mindset.

Mindset sebenarnya hanyalah hal kecil, bagian dari kita, namun akan mempengaruhi perpektif kita. Perspektif kemudian akan mempengaruhi tindakan kita. Pada akhirnya, tindakan kita akan membawa kita ke kesuksesan. Mindset akan membentuk ekspektasi terhadap dunia dan menentukan bagaimana kita mengambil suatu keputusan.

Dalam sesi, terdapat 5 mindsets yang dibahas dan dianggap penting untuk ditanamkan, yaitu:

  • Growth mindset
  • “Your career is a marathon, not a sprint”
  • “Curate the energy around you”
  • “You can choose to be happy”
  • “It’s not about YOU”

Dalam tulisan ini, aku akan secara khusus mengulas lebih lanjut satu dari lima mindset-mindset berpengaruh tersebut yang secara memiliki resonansi khusus dalam hidupku: growth mindset.

[Refleksi dan catatan singkat mengenai mindset-mindset lain dapat diakses di Instagram-ku]

Growth Mindset

Growth mindset sudah banyak didiskusikan dalam berbagai program motivasi konvensional. Hal ini sudah tidak uncommon lagi, bahwa kita harus menanamkan growth mindset dan menghilangkan fixed mindset.

Growth mindset: Mindset untuk selalu berkembang, selalu improve, tanpa takut gagal. Semua adalah proses untuk berkembang.

Fixed mindset: Mindset yang sudah “stuck,” menerima keadaan begitu saja. Dalam ungkapan Jawa, overly nrimo ing pandum.” Apabila dalam keadaan A, maka tidak akan berusaha untuk mengubah menjadi B. Terima saja apa adanya dan tidak mau berkembang, karena perubahan dapat membawa kita pada kegagalan.

Menurutku, hal yang menarik dalam diskusi ini adalah diskusi mengenai proses untuk unlearning the fixed mindset. Sebagai orang yang hidup di Jawa dengan slogan “nrimo ing pandum” yang melekat erat di hidupku, aku seringkali menerima keadaan begitu saja yang cenderung membuatku tidak mau berkembang. Aku membutuhkan growth mindset untuk menjadi pemicuku dalam berkembang lebih baik.

Dalam growth mindset, semua hal akan menjadi sebuah learning experience. Baik itu kegagalan, maupun kesuksesan. Kegagalan tidak dilihat sebagai sebuah failure, namun sebuah stumble, sebuah proses belajar untuk terus berkembang. Kesuksesan juga bukan berarti sebuah titik untuk berhenti, tetapi berarti aku harus bisa semakin berkembang kedepannya.

Sebuah motto yang menurutku sejalan dengan mindset ini adalah motto dari Hanyu Yuzuru, seorang figure skater asal Jepang yang disebut sebagai the G.O.A.T. (greatest of all time) dalam dunia figure skating.

I hate when I am weak. But being weak means that I have the potential to become strong.

Hanyu Yuzuru sempat berada di beberapa kondisi yang “memprihatinkan”, ambisinya yang kuat tidak dapat terpenuhi dengan mudah, misalnya ketika ia menjadi korban salah satu peristiwa tsunami terbesar di dunia, di Tohoku, Jepang, pada 11 Maret 2011 ketika masih anak-anak. Dengan kesulitan tersebut, Yuzuru masih terus berlatih di ice rink yang rusak. Kelemahan dan vulnerability Yuzuru saat itu menunjukkan bahwa ia memiliki potensi besar dalam olahraga tersebut, dan menjadi titik balik Yuzuru. Banyak orang membantu Yuzuru menyediakan ice rink di kota terdekat untuk berlatih, bahkan ketika Yuzuru tidak memiliki uang.

Setelah bangkit dari keadaan tersebut, karirnya tidak mulus-mulus saja. Ambisinya untuk memenangkan berbagai kompetisi dan menguasai berbagai elemen seringkali terhalang karena berbagai cedera. Pada saat itulah, Yuzuru melontarkan kata-kata bahwa ia benci menjadi lemah. Namun, pada saat yang sama, Yuzuru percaya bahwa dengan menjadi lemah itulah berarti ia memiliki potensi untuk berkembang.

Aku melihat kata-kata Yuzuru ini sebagai kata-kata dan mindset yang kuat, yang kini menjadi motto dalam diriku. Sesimpel ketika aku ditolak oleh organisasi, kepanitiaan, mendapat nilai yang rendah, aku akan berpikir bahwa “kegagalan” yang kualami menjadi bukti bahwa aku memang lemah, dan hal itu adalah wajar. Yang penting adalah bagaimana aku bisa bangkit dari kondisi “lemah” tersebut untuk merealisasikan potensiku. Dengan berada di posisi “lemah”, aku menjadi tahu bahwa ada sesuatu di atas. Ada hal yang bisa kugapai di atas, yang menjadi motivasiku untuk bangkit. Dengan demikian, aku selalu berusaha untuk menerapkan growth mindset ini.

Mindset ini menjadi penting bagiku untuk diterapkan, seiring dengan berbagai aktivitas yang ingin kucoba. Apabila nantinya aku mengalami kegagalan, aku hanya perlu bangkit, karena aku tahu bahwa sebenarnya aku bisa untuk melakukan apa yang aku mau. Kegagalan tersebut akan kucatat sebagai pengalaman belajarku, sebagai sebuah potensi yang penting bagi diriku untuk berkembang.

--

--